Sabtu, 13 November 2010

Kisah Cinta Yin dan Yang Dengan 1000 Burung Kertas



Sewaktu Yang dan Yin baru pacaran, Yang melipat 1000 burung kertas buat Yin, menggantungkannya di dalam kamar Yin. Yang mengatakan, 1000 burung kertas itu menandakan 1000 ketulusan hatinya.

Waktu itu, Yin dan Yang setiap detik selalu merasakan betapa indahnya cinta mereka berdua.

Tetapi pada suatu saat, Yin mulai menjauhi Yang. Yin memutuskan untuk menikah dan pergi ke Perancis, ke Paris tempat yang dia impikan di dalam mimpinya berkali-kali itu!

Sewaktu Yin mau mutusin Yang, Yin bilang sama Yang, "kita harus melihat dunia ini dengan pandangan yang dewasa. Menikah bagi cewek adalah kehidupan kedua kalinya! Aku harus bisa memegang kesempatan ini dengan baik. Kamu terlalu miskin, sungguh aku tidak berani membayangkan bagaimana kehidupan kita setelah menikah!"

Setelah Yin pergi ke Perancis, Yang bekerja keras, dia pernah menjual koran, menjadi karyawan sementara, bisnis kecil-kecilan, setiap pekerjaan dia kerjakan dengan sangat baik dan tekun.

Sudah lewat beberapa tahun...
Karena pertolongan teman dan kerja kerasnya , akhirnya dia mempunyai sebuah perusahaan. Dia sudah kaya, tetapi hatinya masih tertuju pada Yin, dia masih tidak dapat melupakannya.

Pada suatu hari, waktu itu hujan, Yang dari mobilnya melihat sepasang orang tua berjalan sangat pelan di depan. Dia mengenali mereka, mereka adalah orang tua Yin.

Dia ingin mereka lihat kalau sekarang dia tidak hanya mempunyai mobil pribadi, tetapi juga mempunyai Villa dan perusahaan sendiri, ingin mereka tahu kalau dia bukan seorang yang miskin lagi, dia sekarang adalah seorang Bos. Yang mengendarai mobilnya sangat pelan sambil mengikuti sepasang orang tua tersebut.

Hujan terus turun, tanpa henti, biarpun kedua org tua itu memakai payung, tetapi badan mereka tetap basah karena hujan.

Sewaktu mereka sampai tempat tujuan, Yang tercengang oleh apa yang ada di depan matanya, itu adalah tempat pemakaman. Dia melihat di atas papan nisan Yin tersenyum sangat manis terhadapnya.

Di samping makamnya yang kecil, tergantung burung-burung kertas yang dibuatkan Yang, dalam hujan burung-burung kertas itu terlihat begitu hidup.

Orang tua Yin memberitahu Yang, Yin tidak pergi ke paris, Yin terserang kanker, Yin pergi ke surga. Yin ingin Yang menjadi orang, mempunyai keluarga yang harmonis, maka dengan terpaksa berbuat demikian terhadap Yang dulu. Yin bilang dia sangat mengerti Yang, dia percaya kalau Yang pasti akan berhasil.

Yin mengatakan, kalau pada suatu hari Yang akan datang ke makamnya dan berharap dia membawakan beberapa burung kertas buatnya lagi. Yang langsung berlutut, berlutut di depan makam Yin, menangis dengan begitu sedihnya.

Hujan pada hari Ching Ming itu terasa tidak akan berhenti, membasahi sekujur tubuh Yang. Yang teringat senyum manis Yin yang begitu manis dan polos, mengingat semua itu, hatinya mulai meneteskan darah.

Sewaktu Orang tua ini keluar dari pemakaman, mereka melihat kalau Yang sudah membukakan pintu mobil untuk mereka. Lagu sedih terdengar dari dalam mobil tersebut.

Hatiku tidak pernah menyesal,
Semuanya hanya untukmu 1000 burung kertas,
1000 ketulusan hatiku,
Beterbangan di dalam angin
Menginginkan bintang yang lebat besebaran di langit,
Melewati sungai perak,
Apakah aku bisa bertemu denganmu?
Tidak takut berapapun jauhnya,
Hanya ingin sekarang langsung berlari ke sampingmu.
Masa lalu seperti asap, hilang dan tak kan kembali,
Menambah kerinduan di hatiku.
Bagaimanapun dicari,
Jodoh kehidupan ini pasti tidak akan berubah.

0 komentar:

Posting Komentar

Mari kita saling menghargai sesama Blogger
Apabila anda merasa artikel ini bermanfaat, silahkan share dimana saja
Dan jika berkenan mohon mencantumkan link sumbernya. Terima Kasih

Ajisu18.blogspot.com

^_^

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes